SUKAGOAL.com – Dalam internasional sepakbola, tidak ada yang kekal, termasuk predikat sebagai ‘klub lawak’. Setelah bertahun-tahun, Manchester United sering kali menjadi sasaran candaan melalui meme-meme yang tersebar luas, kini tongkat estafet tersebut tampaknya telah diterima oleh Liverpool. Kali ini, predikat tersebut tampak menyelimuti Liverpool setelah serangkaian hasil pertandingan yang mengecewakan. Liverpool, tim yang dulu dianggap superior, seakan kehilangan taji saat berhadapan dengan tim yang seharusnya bisa mereka kalahkan dengan mudah.
Liverpool dalam Sorotan
Memasuki musim ini, banyak pandangan yang berharap pada Liverpool buat menunjukkan performa cemerlang seperti musim-musim sebelumnya. Namun, sayangnya harapan tersebut belum sepenuhnya terpenuhi. Salah satu momen yang membikin publik mengguncang dunia maya terjadi saat Liverpool harus menelan kekalahan telak oleh Nottingham di Anfield. Arne Slot, instruktur Liverpool, mengungkapkan bahwa timnya sebenarnya telah mempersiapkan diri dengan baik, namun realita di lapangan berkata lain. “Kita semua paham sepak bola bukan cuma tentang persiapan, namun juga tentang bagaimana mengeksekusi strategi tersebut di lapangan,” ucap Arne.
Selain itu, pernyataan dari Virgil van Dijk juga menjadi perhatian banyak pihak. Kapten tim tersebut dengan tegas menyatakan bahwa para pemain Liverpool harus bertanggung jawab atas hasil buruk yang mereka raih. “Kita harus lebih bagus dan menunjukkan bahwa kita adalah tim yang solid,” ungkap Van Dijk. Pernyataan ini menggambarkan upaya internal yang tengah dilakukan Liverpool buat menemukan kembali form terbaik mereka.
Masalah di Lini Depan
Salah satu faktor yang membedakan performa Liverpool dibandingkan tahun-tahun sebelumnya adalah masalah di lini depan mereka. Arne Slot menyinggung bagaimana sulitnya bagi timnya untuk mencetak gol. Padahal, Liverpool dikenal dengan gaya bermain menyerang yang eksplosif dan penuh energi dobrak. Dalam banyak pertandingan, walau Liverpool mendominasi dominasi bola, mereka sering kali kesulitan menyelesaikan peluang menjadi gol.
Sejumlah pengamat menilai bahwa absennya beberapa pilar utama telah mempengaruhi ritme permainan Liverpool. Meskipun Liverpool rela membobol brankas dengan melibatkan biaya hingga Rp 2 triliun untuk memperkuat skuad, hasilnya belum sinkron dengan ekspektasi. Salah satu pembelian akbar mereka, Alexander Isak, justru menjadi sorotan sebagai ‘pemain terkutuk’ karena belum bisa berkontribusi maksimal.
Liverpool kini berada di persimpangan; apakah mereka akan lanjut merosot atau segera bangun dan kembali ke jalurnya. Dihadapkan pada tantangan akbar, bagus dari segi mental maupun strategi, kini saatnya bagi The Reds untuk menunjukkan bahwa mereka mampu kembali menjadi tim yang disegani. Para pendukung loyal berharap bahwa masa-masa sulit ini hanyalah fana, dan Liverpool akan kembali berjaya sesegera mungkin.




