SUKAGOAL.com – Musim debut Ruben Amorim di Manchester United ternyata tak berjalan sesuai planning. Seperti yang banyak dibicarakan belakangan ini, perjalanan Amorim berbarengan Setan Merah pada musim pertama ternyata bak bencana yang tidak terduga. Awal kedatangannya ke Old Trafford disambut dengan euforia dan harapan tinggi dari para pendukung. Tetapi, dalam kenyataannya, performa tim di lapangan tak sejalan dengan ekspektasi besar tersebut. Menghadapi tekanan yang begitu besar, Amorim pun mengakui bahwa dirinya merasa kewalahan dengan situasi yang dihadapinya.
Awal Perjalanan yang Cerah Penuh Asa
Waktu pertama kali diumumkan sebagai instruktur Manchester United, Ruben Amorim datang dengan reputasi yang mentereng. Ia berhasil membawa klub sebelumnya, Sporting Lisbon, meraih kesuksesan di kancah domestik. Dengan keberhasilan tersebut, para fans United mempunyai asa baru. Mereka mengantisipasi perubahan akbar yang diharapkan bisa mengembalikan kejayaan klub. Ketika musim dimulai, Amorim sempat membawa angin segar dengan beberapa kemenangan awal yang mengesankan. “Kami memulai dengan banyak kepercayaan diri dan tekad untuk menang,” ungkap Ruben dalam satu wawancara.
Tetapi, seiring berjalannya musim, berbagai masalah mulai muncul ke permukaan. Cedera pemeran kunci, strategi yang tampaknya tidak berjalan sebagaimana mestinya, dan kurangnya adaptasi terhadap intensitas Liga Inggris membuat perjalanan menjadi semakin berat. Tak cuma sekali atau dua kali, kekalahan demi kekalahan mulai meruntuhkan kepercayaan diri tim. Para kritikus menyoroti banyak hal, mulai dari pilihan taktik hingga keputusan susunan pemeran.
Menghadapi Kritikan dan Tekanan Intens
Tekanan dari para penggemar dan media cukup akbar, seperti yang dialami instruktur United sebelumnya. Ruben Amorim harus menghadapi serangan kritik yang datang bertubi-tubi. Media Inggris, seperti normal, tidak segan menyoroti setiap kelemahan yang terlihat dalam permainan United. “Saya mengerti ini adalah tantangan berat, namun itulah porsi darinya yang harus saya hadapi,” ujar Amorim menanggapi kritik yang dilontarkan. Manajemen klub juga disorot karena keputusan mereka dalam memilih Amorim, seorang instruktur yang nisbi muda dan kurang berpengalaman di liga-liga akbar Eropa.
Di lagi situasi tersebut, manajemen klub secara formal menegaskan dukungan mereka kepada sang instruktur. Mereka mengerti bahwa perubahan membutuhkan ketika dan proses adaptasi, terutama di liga yang kompetitif seperti Premier League. Namun, desakan untuk perubahan masih datang dari berbagai pihak, terutama dari basis pendukung yang menginginkan hasil nyata. Ruben Amorim sendiri, meskipun awan gelap kerap menghampiri, memilih untuk fokus memperbaiki situasi. Baginya, setiap tantangan adalah kesempatan buat belajar dan berkembang. “Saya di sini tidak buat mencari alasan, namun untuk menemukan solusi terbaik,” tegasnya.
Seiring berlalunya saat, Ruben Amorim mencoba mengevaluasi kembali pendekatannya dan melakukan beberapa perubahan krusial dalam strategi permainan. Ia berharap bahwa dengan kerja keras dan dukungan penuh dari tim, Manchester United mampu kembali bangun dari keterpurukan di musim berikutnya. Bagi Amorim, biar bagaimanapun hasil akhir yang diperoleh, yang terpenting adalah pelajaran berharga selama musim debutnya yang bisa dijadikan landasan untuk lebih bagus di masa depan.




