SUKAGOAL.com – Setelah rangkaian acara penghargaan FIFA 2025 yang berlangsung meriah, banyak sorotan tertuju pada Lionel Messi. Bukan cuma karena prestasinya yang luar normal di internasional sepak bola, tetapi juga karena pilihannya dalam memilih pemain terbaik. Dalam peluang ini, Messi memberi kejutan dengan pilihan teratasnya yang bukan jatuh kepada Yamal. Banyak kalangan yang sebelumnya memprediksi bahwa Messi akan memilih Yamal, mengingat interaksi erat dan pengaruh akbar dalam kariernya. Tetapi, Messi menunjuk pemeran lain sebagai pilihan utamanya.
Messi dan Pilihan Teratasnya
Dalam wawancara terbaru, Messi menjelaskan bahwa kriteria primer dalam menentukan pemain terbaik FIFA baginya adalah performa konsisten sepanjang tahun, kontribusi berarti bagi tim, dan kemampuan membawa perubahan signifikan dalam permainan. “Untuk aku, yang terpenting adalah bagaimana seorang pemeran bisa membuat perbedaan di lapangan dan mempengaruhi keseluruhan tim menuju kemenangan,” ujarnya dengan tegas. Pilihannya mungkin mengejutkan banyak orang, tetapi bagi Messi, keputusan ini sudah dipikirkan dengan sangat masak dan memperhatikan aspek teknis yang biasanya tidak disorot banyak orang.
Di sisi lain, Yamal sendiri mengaku tak terlalu mempermasalahkan hal ini. “Messi adalah pemeran dan kapten yang mempunyai pandangan luas tentang permainan. Saya sepenuhnya menghormati pilihannya, dan itu justru memotivasi saya untuk lanjut bekerja keras dan meningkatkan kemampuan aku,” kata Yamal dalam sebuah konferensi pers. Ini menunjukkan profesionalisme yang tinggi dari seorang pemeran muda yang lanjut mencari langkah untuk berkembang.
Penghargaan Lain dan Kontroversi Puskas Award
Selain penunjukan pemain terbaik, FIFA 2025 juga menyoroti gol-gol terbaik yang dihargai dalam Puskas Award. Walau banyak momen luar biasa dari berbagai kompetisi internasional sepak bola, gol Rizky Ridho tak masuk dalam tiga teratas penghargaan tersebut. Banyak penggemar sepak bola Indonesia yang merasa kecewa, mengingat gol Rizky Ridho dianggap spektakuler dan memukau banyak penonton.
Tetapi, keputusan FIFA didasarkan pada berbagai kriteria, termasuk jangkauan mendunia dan dampak emosional gol tersebut pada pertandingan yang dimaksud. FIFA sendiri memastikan bahwa setiap gol yang dinilai sudah melewati proses seleksi yang ketat dan objektif. “Kami memahami kekecewaan para penggemar, namun setiap pemilihan didasarkan pada pandangan panel ahli yang memahami intricacies dari keindahan sebuah gol,” kata salah satu juri Puskas Award.
Sementara itu, di balik semua hingar-bingar penghargaan, isu lain juga mencuat, yaitu tentang Timnas Indonesia yang hingga saat ini belum memiliki instruktur kepala. Nova Arianto ditunjuk sebagai perwakilan Indonesia di ajang The Best FIFA 2025. Dia merasa terhormat sekaligus berharap bahwa situasi ini dapat segera terselesaikan buat kebaikan timnas. “Kami berharap dalam waktu dekat ini, tim bisa segera memiliki arahan yang lebih jernih dengan kehadiran pelatih kepala yang baru,” ujar Nova.
Belum eksis kejelasan mengenai siapa yang akan mengisi posisi strategis ini, meski berbagai nama instruktur berpengalaman telah dirumorkan untuk mengisi posisi tersebut. Transformasi dan strategi manajemen yang tepat akan sangat krusial bagi masa depan sepak bola Indonesia di kancah dunia.
Dengan berbagai dinamika yang hadir ketika ini, para pecinta sepak bola global dan nasional merasa semakin antusias buat menyantap bagaimana perjalanan selanjutnya dari para pemain dan tim yang tampil dalam ajang-ajang sepak bola bergengsi. The Best FIFA 2025 menyisakan banyak cerita krusial yang patut diperhatikan lebih jauh, baik dalam hal pengembangan individu pemeran maupun perkembangan tim secara keseluruhan.




